Thousand Days of Love

by - Wednesday, April 27, 2016

Judulnya drama banget gak? Gambar ilustrasinya juga kan? hihihi. Maunya sih biar se-ngehits DOTs, drama korea yang lagi in itu. Duuh, jadi pengen buruan nonton kan, biar gak makin jauh ketertinggalannya. *gini ngaku pecinta drakor?*. Intinya sih cuma mau kasih tahu kalau......

 sumber: https://ksr-ugc.imgix.net/
.
.
.
.

365+365+365 sama dengan 1095. Kira-kira itulah jumlah hari yang telah saya dan mrA lalui dalam ikatan suci pernikahan *ehm!*. Kalau dilihat dari hitungan hari rasanya lumayan banyak ya? Tapi kalau diganti hitungan tahun, aih masih seumur jagung! Masih di tahap-tahap penjajagan pasca merid. Kata orang 5 tahun pertama dunia pernikahan itu ibarat ababil aka abege labil. Beberapa kali masih ada ribut-ribut gak penting, pake nangis, rusuh, ketawa, nangis lagi, rusuh terus ketawa lagi. Lucu deh kalau diinget-inget.

Dan di hari ke seribu sekian ini, tak ada hal lain yang saya lakukan selain bersyukur pakai banget. Kalau direfleksi, betapa banyak rejeki yang sudah kami dapat. Mulai dari pekerjaan, rumah- bahkan sebelum menikah, kendaraan dan lain sebagainya.  Makanya ortu kami selalu mengingatkan untuk tak pernah berhenti bersyukur, karena pada usia pernikahan yang sama di jaman dulu, mereka masih harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan seperti yang kami terima saat ini.

Bestfriend foweyva

Saya yang gak bakat memiliki sahabat ini akhirnya bisa bernafas lega. Lumayan lega. Karena mr A adalah suami sekaligus bestfriend alias sahabat yang tiada duanya. Dia akan selalu ada saat senang dan sedih, juga saat saya butuh bantuan dan bahu untuk bersandar *eaahh*. Yang paling penting doi bisa menerima saya apa adanya, jadi saya bisa curhat apapun tanpa kuatir bocor, bisa ngelakuin hal bodoh dan memalukan tanpa jaim, bisa masak mulai dari yang rasanya ancur sampai lumayan, bisa hitung-hitungan tanpa dijudge perhitungan tapi kikir. Hhahaa. Kata orang, begitu kan ya kriteria seorang sahabat itu?

Dan selama 3 tahun terakhir, selain saling mengenal dan mengerti lebih dalam, kami jadi punya kebiasaan2 baru, lho. Bahkan ada yang jadi favorit satu sama lain. Sementara itu, dalam menjalankan rumah tangga, kami pun tak segan berbagi pekerjaan domestik. Beruntung sekali mr A bukanlah lelaki yang inyah inyih membantu istri mengurus rumah. Romantis? Ah gak juga, kalau doi mulai bergombal ria saya malah pusyang tuh. Ada maunya soalnya. Hahaha. Next saya post ah kebiasaan dan pembagian tugas dirumah kami :p

Oh, satu lagi, mr A ini merupakan suami tanpa barisan para mantan *yeay!*. Meskipun banyak orang yang sukses move on setelah menikah, memiliki suami yang tak punya masa lalu dengan wanita lain bagi saya jauh lebih bernilai plus. Saya jadi berasa the first and the last queen for him, eciyeeh, amiin! Dan setidaknya saya bisa saving energi karena gak ada cerita jeles-jelesan dengan alesan itu. Yaa palingan sebel dikit aja kalau udah mulai diduain sama kerjaan kantor yang katanya passion dia banget getoloh! Huh!

DINK Family

Dari semua yang sudah diberi, masih ada satu rejeki yang tetap kami nantikan. Rejeki momongan, agar status DINK family ini segera berganti. Apa sih itu DINK? Kepanjangannya double income no kids. Enak dong ya dobel gardan ples belum punya tanggungan. Duitnya banyak pasti. Begitu komentar beberapa orang, yang biasanya cuma tahu dari luar. Ya kalau ngelihatnya dari sisi positif, status dink family ini memang menguntungkan. Makanya kami tetap bersyukur karena masih diberikan kesempatan berkarya dan mengumpulkan berlian bekal (dunia) sebelum ada tanggungan baru. Ah, semoga setiap kepingnya nanti memberikan manfaat. Kami juga masih bisa full berdua-duaan kapan dan dimana saja. Mau jalan-jalan, plesiran, glesotan seharian dirumah saat hari libur, atau makan suka-suka masih bisa. Pacaran terus dong? Iyaaa... pacaran sehat dan halal *biarmupengorang-orangyangsukakomentar*.

Anw, saya tahu istilah DINK dari baca-baca tulisan mba Santy. Berasa memiliki kesamaan, saya jadi pengen nulis juga :D. Jika mba Santy tetap happy dengan statusnya, pun demikian dengan saya. Dalam artian bukan putus asa apalagi bodo amat mau dikasih mau enggak ya. Tapi lebih ke nothing to lose, meski kadang kala susah. Kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk meraih rejeki tsb, tapi sebisa mungkin gak ngoyo dan stres. Kan katanya kalau stres malah gak dapet-dapet, to?

Kenapa gak dari dulu direncanakan? Adaaa aja yang nanyain gitu, tega ya? Hahaa. Ya karena kami sudah sepakat untuk meraihnya bersama-sama, suka dan duka bersama, biar lebih asyik, enteng, dan ownership-nya sama-sama. Btw, saya pernah cerita kan kalau selama 2,5 tahun di awal pernikahan, saya dan mr A harus LDR dengan frekuensi pertemuan minimal 1x setahun pas lebaran doang. Kami gak mau aja, hari ini jadi, sembilan bulan kemudian nongol tapi si bapaknya gak ngikuti prosesnya langsung. Gitu.... Doain aja ya...! *kedipinmata*

Dah ah, segini dulu cerita aniveswiannya. Kalau diterusin bisa mleber kemana-mana. Wish us luck and always be a happy family ya. Thank you, muah!

 PS: Mawar dalam foto ini beneran lho, dikasih sama mrA pas sehari sebelum aniveswiyan. Sumpah gak nyangka. Setelah sekian tahun dibeliin juga ni bunga! :p

\\

You May Also Like

10 Comments

  1. selamat ya mba.. sudah 3 tahun. semoga semakin banyak bersyukur dan semoga bisa cepat melepas status DINK family nya. :)

    ReplyDelete
  2. heppi aniveswiyan >.<. insya Allah kalo udah waktunya, pasti dateng rejekinya mba :)

    ReplyDelete
  3. Wah selamat ya mbak semoga makin keren dan sukses ya.

    ReplyDelete
  4. Baca tulisan mba tia ini jadi ingin mendedikasikan tulisan untuk dia, iya dia sahabat yang tak kenal lelah mendengar keluh kesahku nyaris 9 tahun ini, berapa hari itu ya? hihi.

    Anyway, Happy anniversary mba tia, langgeng dan bahagia selalu dunia dan akhirat ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maacih mba leli.. Ayo bikin atuh persembahan kepada dia yg telah menemani selama 9 tahun

      Delete
  5. mba tia happy anniversary ya. Mudah-mudahan segera dapat momongan....iiih bagian yang the first and the last queen for him, ini akika benjettt....! Pak suami juga engga punya mantan. Bisa samaan gini ya kita? Alhamduuuu...lilaaaah.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaciih mba imelda... Tos dululah kita sama2 queen. Pak suami gak bisa ikutan bikin dear2an ke mantan berarti ya. Hahaa

      Delete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)