SMSBunda: Demi Keselamatan Ibu dan si Buah Hati

by - Wednesday, August 31, 2016

Setiap ibu pasti menginginkan kondisinya selalu sehat dan kuat selama kehamilan. Ibu juga berharap anaknya lahir dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Namun nyatanya tidak semua ibu seberuntung itu. Seperti dalam satu tahun terakhir ini saya beberapa kali menerima kabar kurang menyenangkan dari teman maupun saudara yang tengah mengandung maupun yang memiliki anak (bayi). Kabar yang saya dengar, kasusnya beraneka ragam mulai dari keguguran, hamil di luar kandungan, janin tak berkembang, pendarahan, penyakit bawaan ketika hamil, bayi sakit mendadak dan lain sebagainya. Bahkan beberapa ada yang sampai meninggal karena penanganan yang terlambat.


Momma & baby | www.sheknows.com


Mendengar itu semua secara langsung, tentu saja saya merasa sedih dan prihatin. Juga ada rasa kawatir terhadap diri sendiri yang sedang dalam proses ikhtiar mendapatkan keturunan. Dalam hati saya jadi ikut bertanya, kok bisa ya, kenapa, blablabla? Apa yang mesti saya atau kita lakukan agar kejadian-kejadian tersebut dapat dicegah sehingga tidak terulang?

Data dan Fakta Seputar AKI dan AKB

Cerita di atas bisa dianggap baru sebagian kecil cerita pilu yang saya dengar secara langsung karena kebetulan dialami oleh teman dan kerabat sendiri. Diluar sana, ternyata kasus serupa hampir setiap hari terjadi di seluruh dunia. Data dari WHO menyebutkan setiap hari kurang lebih 830 wanita mengalami kematian terkait dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Dan selama tahun 2015 sebanyak 4,5 juta bayi meninggal sebelum usia satu tahun. Meski terdengar banyak, berita baiknya adalah jumlah kematian tersebut secara bertahap mengalami penurunan hingga 44% sejak tahun 1990 hingga 2015.

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB) akan terus diupayakan dengan dijadikan sebagai bagian dari Sustainable Development Agenda, dengan target penurunan AKI hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup dan penurunan AKB hingga 22 per 1000 kelahiran hidup. AKI sendiri didefinisikan sebagai wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB diartikan sebagai jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup.

Fakta lainnya, WHO menyebutkan bahwa 99% kasus kematian ibu dan anak banyak terjadi di negara berkembang, lantas bagaimana dengan Indonesia yang notabene masih dikategorikan sebagai negara berkembang?

Berdasarkan data dan informasi yang saya kumpulkan menyebutkan bahwa AKI di Indonesia memang masih mendapatkan nilai merah. Dalam Infodatin Kemenkes RI tahun 2014 menyebutkan bahwa berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, bahkan bisa dikatakan AKI malah naik sebesar 57% dari tahun 2012. Sementara target AKI di tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. 



Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia juga tergolong masih tinggi, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Hasil sementara Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup, sementara target di 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.

Apa sih penyebab angka kematian ibu dan anak tinggi?

Berdasarkan data dari Kemenkes, sampai saat ini kasus pendarahan masih menjadi penyumbang tertinggi penyebab kematian ibu. Menyusul dibawahnya ada kasus infeksi, hipertensi, aborsi, partus lama dan faktor lain-lain. Yang menarik, faktor lain-lain juga memiliki angka yang cukup tinggi dibanding penyebab lainnya. Adapun faktor lain-lain didefinisikan sebagai penyebab tidak langsung yang menyebabkan kematian ibu, misal karena penyakit yang diderita sebelumnya seperti kanker, jantung, tbc, dll.
 

Penyebab kematian bayi pun bermacam-macam. Mengutip Profil Kesehatan Indonesia 2012, data WHO tahun 2003 menyebutkan AKB di Indonesia sebagian besar terjadi karena faktor nutrisi yaitu sebesar 53%. Beberapa penyakit yang timbul akibat malnutrisi antara lain pneumonia (20%), diare (15%), dan perinatal (23%).

Sebenarnya, sebagian faktor penyebab kematian tersebut merupakan sesuatu yang dapat dicegah. Akan tetapi, masih banyak sekali (kurang lebih 53%) masyarakat, khususnya ibu, yang belum mengerti cara pencegahan dan penanganan kejadian. Jangankan caranya, mengenai informasi dasarnya saja mungkin banyak yang kurang paham. Makanya sangat disayangkan kasus serupa selalu terulang kembali setiap tahun.

Mengapa AKI dan AKB harus turun?

Menjaga AKI dan AKB agar tidak bertambah dan segera bergerak turun merupakan hal yang penting. Hal ini karena AKI dan AKB merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat secara umum. Oleh karenanya pemerintah berinisiatif memasukkan hal tersebut sebagai target tujuan ke-5 dalam program pembangunan millenium (Millenium Development Goal - MDG). Dan sampai dengan saat ini, baik AKI maupun AKB setiap tahun memang mengalami penurunan meski jika dilihat kembali belumlah mencapai target yang diinginkan. Tentunya agar apa yang ditargetkan dapat tercapai dengan optimal, butuh komitmen dan usaha keras yang terus menerus harus dari pemerintah yang didukung oleh seluruh lapisan masyarakat.

Mengenal SMSBunda

Salah satu inisiatif untuk mendukung target pemerintah dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi, Kemenkes bekerjasama dengan Jhpiego dari GE Foundation menciptakan program SMSBunda. Yaitu sebuah layanan pesan singkat untuk para ibu hamil, ibu yang baru saja melahirkan, juga untuk tenaga kesehatan agar mendapatkan informasi kesehatan seputar kehamilan hingga proses setelah persalinan, yakni info seputar merawat bayi hingga usia 2 tahun. Harapannya para wanita khususnya para ibu bisa menjaga diri dan bayinya juga mengerti tindakan yang harus diambil ketika terjadi hal yang tidak diinginkan. Program tersebut diharapkan mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi hingga 25%.


 Sumber: IG @SMSBunda


Jika pemerintah sudah bergerak dengan menciptakan program SMSBunda, lalu tugas kita (khususnya saya) adalah membantu mensosialisasikan program tersebut. Sosialisasi bisa dengan ikut serta mendaftar, bisa juga dengan menyebarkan ajakan kepada teman, kerabat, dan masyarakat umum yang lebih luas. Tentunya agar semakin banyak yang merasakan manfaat yang ditawarkan.

Bagaimana mendaftar SMSBunda?

Caranya gampang, cukup sms dengan format: SMSBunda, kirim ke 08118469468. Beberapa saat kemudian akan ada balasan yang menanyakan perkiraan tanggal persalinan kita. Setelah kita balas, nanti akan ada balasan lagi yang berisi info-info seputar masa kehamilan, persalinan, hingga tumbuh kembang bayi dan balita. Ohiya, program ini gratis loh, ibu-ibu, jadi tidak perlu kawatir mengurangi jatah pulsa bulanan. Hehe. 

 Contoh isi SMSBunda | www.pontianakkota.go.id

Cara kerja SMSBunda | www.smsbunda.or.id

Ngomong-ngomong, serius pakainya format pesan singkat alias sms? 
Yap, inilah yang menjadi keunggulan SMSBunda, program tersebut memang bukanlah program yang dibuat dengan super canggih, tapi keterjangkauan aksesnya lebih luas. Karena bagaimanapun tidak semua orang menggunakan smartphone yang selalu terhubung dengan internet. Alias masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan sms sebagai media komunikasi dan informasi.
 
Meski begitu, SMSBunda tetap memberikan tambahan informasi melalui akun media sosial kepada ibu-ibu yang always on dengan ponsel berinternet kencang. Akun media sosial yang dikelola SMSBunda diantaranya ada twitter, instagram, fanspage facebook dan website resmi. Akun-akun tersebut menyajikan konten yang sangat informatif disertai visual yang menarik. Kalau berkunjung kesana dijamin pengetahuan kita seputar kesehatan akan bertambah. Jadi, yuuk daftar! Mari bergabung dengan para user SMSBunda dari 269 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, agar angka 284.661 terus bertambah lebih banyak lagi.


 Perkembangan SMSBunda per Juli 2016 | www.smsbunda.or.id


Berikut akun media sosial SMSBunda yang bisa diakses:

Fanspage FB: SMSBunda
Twitter: @SMSBunda
Instagram: @SMSBunda
Website: www.smsbunda.or.id



****

Referensi:

Profil Kesehatan Indonesia 2012

Infodatin 2014
Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019
http://www.smsbunda.or.id
http://www.who.int
\\

© Tia Putri | tiasangputri.blospot.com

You May Also Like

8 Comments

  1. waaaa pas banget aku lagi hamillll :love makasi ya mbak tia sharingnyaa...

    ReplyDelete
  2. semoga dgn adanya SMSbunda ini AKI dan AKB bisa berkurang ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin, one of the way to decrease AKB & AKI ya mba,

      Delete
  3. seneng bgd ada sms bunda ini, akses informasi bg ibu hami jd lbh mudh diperoleh, gratis pisan euy, tengkiu sharenya ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, gratisnya itu emang salah satu keunggulannya mba, semoga seterusnya gratis ya

      Delete
  4. cocok buat calon ibu2 ya kak

    ReplyDelete

Thankyou very much for dropping by. Tapi maaf saya moderasi ya, untuk menghindari spam dan komen dg link hidup. Bila waktunya luang pasti akan saya balas dan kunjungi balik blog kalian :)